Tarekat Religius Katolik
Tarekat religius Katolik menurut sejarah adalah salah satu kategori lembaga religius Katolik. Subkategorinya adalah kanonik reguler (para kanonik reguler yang mendaraskan (menjalankan) ibadat harian, melayani sebuah gereja, dan mungkin pula sebuah paroki); biarawan-biarawati pertapa (para rahib atau rubiah yang hidup dan bekerja di dalam biara, dan mendaraskan ibadat harian); biarawan-biarawati miskin (para frater, bruder, dan suster yang hidup dari derma, mendaraskan ibadat harian dan, khusus bagi laki-laki, ikut serta dalam karya-karya kerasulan); dan imam reguler (para imam yang mengikrarkan kaul-kaul religius dan aktif dalam karya kerasulan).
Tarekat atau Ordo adalah satu kongregrasi dalam Gereja Katolik Roma di mana para anggotanya hanya terdiri dari rohaniwan dan rohaniwati, baik imam, maupun biarawan dan biarawati. Para anggotanya mengikrarkan kaul, baik sementara maupaun kekal: selibat adalah yang terutama, kemudian dan ketaatan, baik terhadap atasan mereka, maupun kepada uskup, kardinal, dan paus sebagai otoritas Gereja Katolik Roma. Mereka hidup dalam komunitas sosial sesuai dengan tata-cara dan konstitusi masing-masing kongregasi, yang telah disetujui oleh otoritas Gereja Katolik Roma. Selain itu ada juga institusi sekuler (kaum awam) yang memiliki kongregasi yang terpisah.
Tarekat-tarekat religius Katolik pertama yang terbentuk pada Abad Pertengahan adalah Tarekat Santo Benediktus, Tarekat Karmelit, Tarekat Saudara-Saudara Hina Dina, Tarekat Dominikan, dan Tarekat Santo Agustinus. Mungkin Tarekat Kesatria Teutonik dapat pula disejajarkan dengan tarekat-tarekat religius perdana ini, karena meskipun dibentuk pada Abad Pertengahan sebagai sebuah tarekat militer, kini telah menjadi sebuah tarekat religius.
Tarekat (Ordo), KHK 573-704;
Kan. 573 – § 1. Hidup yang dibaktikan dengan pengikraran nasihat-nasihat injili adalah bentuk hidup yang tetap dengannya orang beriman, yang atas dorongan Roh Kudus mengikuti Kristus secara lebih dekat, dipersembahkan secara utuh kepada Allah yang paling dicintai agar mereka, demi kehormatan bagi-Nya dan juga demi pembangunan Gereja serta keselamatan dunia, dilengkapi dengan alasan baru dan khusus, mengejar kesempurnaan cinta kasih dalam pelayanan Kerajaan Allah dan, sebagai tanda unggul dalam Gereja, mewartakan kemuliaan surgawi.
Kan. 573 – § 2. Bentuk hidup dalam tarekat hidup bakti ini, yang didirikan secara kanonik oleh otoritas Gereja yang berwenang, dipilih dengan bebas oleh orang-orang kristiani, yang dengan kaul atau ikatan suci lainnya menurut peraturan masing-masing tarekat, mengikrarkan nasihat-nasihat injili kemurnian, kemiskinan dan ketaatan, dan lewat cinta kasih yang menjadi tujuan kaul-kaul tersebut mereka digabungkan dengan Gereja serta misterinya secara istimewa.-Kan.573 s/d Kan.704 (KHK, 2006).
Pelayanan;
- Biarawan;
Biarawan adalah seorang laki-laki yang melakukan asketisme (bahasa Yunani ‘askesis’, atau ‘pertarakan’ adalah gaya hidup yang bercirikan laku berpantang kenikmatan indra demi mewujudkan maksud-maksud rohani, penolakan terhadap harta-benda dan kenikmatan-kenikmatan jasmani, serta melewatkan waktu dengan berpuasa sambil tekun beribadat atau sambil merenungkan perkara-perkara rohani), memfokuskan pikiran dan raganya untuk agama. Konsep ini telah sangat lama ada dan dapat ditemukan pada berbagai agama seperti Kristen, Buddha, dll. Istilah ekuivalen untuk perempuan adalah biarawati. Biarawan dalam agama Katolik adalah laki-laki yang menjadi anggota suatu ordo atau tarekat religus seperti Yesuit, Dominikan, Fransiskan, Benediktin dan sebagainya. Para biarawan tunduk pada aturan (statuta) tarekat mereka. Mereka bekerja di suatu wilayah keuskupan atau di wilayah keuskupan lain (luar daerah atau luar negeri). Para biarawan katolik dapat melayani sebagai :- Pastor/Imam (Ordo: SJ, MSF, SVD, SCJ, MSC, dsb);.-Dalam pokok pembahasan: “Imam”.
- Bruder; Bruder (bahasa Belanda: ‘Broeder’ yang berarti ‘saudara lelaki’) adalah nama panggilan bagi seorang Rohaniwan Katolik awam (tidak ditahbiskan) yang menjalani kaul kemiskinan, selibat dan ketaatan. Seorang bruder biasanya tinggal dalam suatu komunitas dan bekerja dalam pelayanan sebagai guru, seniman, koki, teknisi, sesuai dengan talenta dan bakatnya. Seorang calon Bruder dapat memilih masuk ke sebuah Kongregasi/Tarekat/Ordo yang memiliki anggota Pastor dan Bruder seperti Agustinus, Karmelit, Dominikan, Fransiskan, atau juga Tarekat yang hanya beranggotakan para Bruder. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa Kongregasi yang hanya menerima atau beranggotakan para Bruder, seperti;
- Kongregasi Bruder FIC (Fratrum Immaculatae Conceptionis)
- Kongregasi Bruder FC (Fratrum Caritatis/Bruder Karitas)
- Kongregasi Bruder BM (Budi Mulia)
- Kongregasi Bruder MTB (Maria Tak Bernoda)
- Kongregasi Bruder CSA
- Frater (CMM, BTD, MTB, dsb); Frater berbeda dari rahib karena terpanggil untuk menjalankan nasihat Injil (kaul kemiskinan, kemurnian, dan ketaatan) sambil berbakti bagi masyarakat, bukan dengan bertarak dan beribadat dalam keterkucilan. Para frater berkarya di tengah-tengah masyarakat awam dan hidup dari derma atau sumbangsih lain. Para frater mengikatkan diri pada suatu paguyuban yang tersebar dalam lingkup geografis yang lebih luas, yang disebut provinsi, dan oleh karena itu lazim berpindah-pindah tempat tinggal, dari satu wisma paguyuban ke wisma paguyuban yang lain dalam lingkup provinsi mereka. Di Indonesia, istilah “frater” juga digunakan sebagai sebutan bagi orang-orang yang sedang menjalani pendidikan untuk menjadi imam Gereja Katolik.
- Biarawati;
Biarawati (berdasarkan kata biara dengan akhiran -wati) adalah seorang perempuan yang secara sukarela meninggalkan kehidupan duniawi dan memfokuskan hidupnya untuk kehidupan agama di suatu biara atau tempat ibadah. Istilah ini dapat ditemui di berbagai agama seperti Katolik, Kristen Timur (Kristen Ortodoks, Ortodoks Oriental, dll), Anglikan, Jain, Lutheran, dan Buddhisme. Biarawati dalam agama Katolik adalah perempuan yang tergabung dalam suatu tarekat atau ordo religius. Di Indonesia para biarawati biasanya dipanggil suster (Belanda: zuster, saudara perempuan). Para suster biasanya bekerja di bidang pendidikan (formal dan nonformal), kesehatan, dan pelayanan sosial di lingkungan gereja atau masyarakat umum seperti suster-suster CB, SSPS, JMJ, SMSJ, SND, PRR, dsb). Ada juga pada beberapa tarekat religius biarawati yang mengkhususkan kepada pelayanan religius melalui doa (dalam gereja Katolik dikenal dengan biara suster kontemplatif) seperti suster-suster Ordo Karmel Tak Berkasut (OCD) dan Suster SSPS Adorasi Abadi. Seperti halnya pastor, biarawati juga tidak menikah karena telah mengucapkan atau mendeklarasikan 3 kaul yakni kaul kemurnian, kaul ketaatan, dan kaul kemiskinan dalam suatu komunitas religius. - Rahib dan Rubiah
Rahib dan Rubiah adalah anggota tarekat atau ordo keagamaan yang mengikatkan diri dengan kaul pada hidup monastik kontemplatif (sepenuhnya membaktikan hidup bagi karya kerohanian) dan berkarya di sebuah biara dengan klausura (kehidupan tertutup dari duniawi) ketat yang disebut pertapaan. Mereka hidup hanya untuk mencari Allah dengan mendalami misteri ilahi dalam situasi keheningan. Seorang rahib atau rubiah mengikrarkan kaul-kaulnya dan mengikatkan diri pada suatu paguyuban tertentu / paguyuban swasembada (mandiri) di suatu tempat tertentu.
—
Istilah yang berhubungan;
Novisiat adalah istilah untuk masa pendidikan awal bagi seorang religius (selibat) dalam Agama Katolik.
Kaul adalah janji yang diucapkan oleh seorang anggota religius. Kaul yang diikrarkan meliputi kaul kemiskinan, kemurnian, dan ketaatan. Pada umumnya kaul diucapkan setelah selesai masa novisiat. Ada dua macam kaul, kaul sementara dan kaul kekal. Ini disesuaikan dengan tarekat religius masing-masing. Namun, sebenarnya istilah kaul pada awalnya adalah sebuah istilah yang lebih umum. Karena kesalehan dan tekad untuk mengabdi Allah, seseorang bisa membuat janji demi rasa saleh tersebut. Kaul itu bisa berupa niat untuk melakukan ziarah dan perjalanan suci. Akan tetapi, memang dalam perkembangannya kaul menyempit maknanya hanya terbatas pada kaum religius atau biarawan saja. Kaul ini berupa doa rosario, hidup selibat, menetap di suatu tempat. Istilah ini kemudian akhirnya menyempit lagi hanya terbatas pada kaul kemiskinan, kemurnian dan ketaatan yang diikrarkan oleh kaum religius. Ini dilakukan dalam rangka usaha membaktikan diri pada nasihat Injil. Orang yang sudah berkaul pada kondisi tertentu dapat membatalkan kaulnya tersebut. Akan tetapi butuh proses yang lama dan tidak bisa tergesa-gesa serta harus di bawah pembimbing rohani yang kompeten.
Klerus: Rohaniwan atau di Indonesia disebut sebagai Rohaniawan adalah istilah umum yang terus-menerus dipakai dan dipergunakan untuk menggambarkan kedudukan kepemimpinan resmi dalam gereja Katolik Roma (Ritus Barat dan Ritus Timur). Istilah “Klerus”, berasal dari istilah bahasa Yunani “κληρος”. Pada umumnya, rohaniwan Kristen ditahbiskan. Artinya, mereka dipisahkan untuk tugas-tugas keagamaan khusus dalam agamanya. Ada pula orang-orang lain yang tidak ditahbiskan (awam) yang membantu dalam tugas-tugas gerejawi secara umum saja, tetapi mereka tidak ditahbiskan, meskipun mereka mungkin membutuhkan persetujuan resmi dan/atau pendidikan resmi tertentu untuk menjalankan tugas-tugas tersebut. Jenis-jenis rohaniwan dibedakan dari jabatannya, termasuk jabatan-jabatan yang dikhususnya untuk dipegang oleh rohaniwan. Kardinal Katolik Roma, misalnya, boleh dikatakan adalah seorang rohaniwan, meskipun jabatan kardinal bukanlah suatu bentuk rohaniwan yang khas. Uskup agung bukanlah suatu jabatan rohaniwan yang khusus, melainkan semata-mata seorang uskup yang memiliki posisi khusus dengan wewenang yang khusus pula. Sementara itu, seorang pelayan pemuda atau direktur pendidikan agama di sebuah gereja tidak harus seorang rohaniwan, meskipun ada pula gereja-gereja tertentu yang mempekerjakan seorang pastor/pendeta dengan tugas khusus seperti itu. Berbagai gereja mempunyai sistem rohaniwan yang berlainan pula, meskipun gereja-gereja dengan sistem kepemimpinan gereja yang serupa biasanya mempunyai sistem yang serupa.
Kontemplatif (bahasa Latin (contemplore) berarti merenung dan memandang. Kontemplatif merupakan cara hidup yang mengutamakan kehidupan penuh ketenangan, bermati raga, dan bertapa, sehingga dapat berdoa dan bersemedi (memusatkan segenap pikiran; dengan meniadakan segala hasrat jasmaniah) dengan lebih mudah.
Kongregasi Kontemplatif (Tarekat / Ordo): Ordo atau kongregasi dalam Gereja Katolik Roma yang mengutamakan segi kehidupan religius ‘kontemplatif’. Sementara dalam Gereja Katolik Roma ada pula ordo atau kongregasi yang menekankan hidup aktif di masyarakat.
—
Ordo Pastoral;
–Ordo SJ: Serikat Yesus (bahasa Latin: Societas Jesu), biasa dikenal dengan Yesuit atau Jesuit adalah ordo dalam Gereja Katolik Roma yang dikenal dengan kedisiplinannya. Serikat ini didirikan pada tahun 1534 oleh sekelompok mahasiswa pascasarjana dari Universitas Paris yang merupakan teman-teman Iñigo López de Loyola (Ignatius Loyola). Mereka bersumpah untuk melanjutkan persahabatan mereka setelah mereka selesai studi, hidup dalam kemiskinan sesuai Injil dan pergi mengemban perutusan di Yerusalem. Mereka menyebut diri mereka amigos en el Señor — sahabat-sahabat di dalam Tuhan.
–Ordo MSF: Misionaris Keluarga Kudus (M.S.F. – Latin: Congregatio Missionariorum a Sacra Familia) adalah kongregasi misionaris yang terdiri dari imam dan bukan-imam (bruder) di Gereja Katolik Roma. Kongregasi ini didirikan di Grave Negeri Belanda pada 1895 oleh P. Jean-Baptiste Berthier, MS (1840 – 1908) dari Misionaris Notre Dame de La Salette, Prancis dan mendapat pengakuan dari Paus Leo XIII pada 1911.
–Ordo SVD: Serikat Sabda Allah (bahasa Latin: Societas Verbi Divini, disingkat SVD) atau populer dengan sebutan Soverdi, adalah sebuah kongregrasi keagamaan misionaris dalam Gereja Latin, salah satu dari 24 gereja sui iuris yang membentuk Gereja Katolik. Pada tahun 2006, organisasi itu terdiri dari 6102 anggota yang terdiri dari pastor dan bruder. Organisasi ini adalah kongregrasi misionaris terbesar di Gereja Katolik.
–Ordo SCJ: Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus berasal dari bahasa Prancis Prêtres du Sacré-Cœur de Jésus (SCJ) adalah ordo keagamaan katolik yang didirikan oleh Leon Dehon di Saint-Quentin, Aisne dan menerima decretum laudis dari Tahta Suci pada tanggal 25 Februari 1888. Para imam SCJ ini juga sering disebut sebagai Dehonian. Kongregasi ini berawal dari nama Kongregasi Oblat Hati Kudus Yesus yang didirikan pada tanggal 28 Juni 1878 yang dibubarkan pada tahun 1884 kemudian didirikan kembali dengan menggunakan nama baru Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus.
–Ordo MSC: Misionaris Hati Kudus Yesus (M.S.C.) adalah salah satu tarekat atau kongregasi religius atau ordo keagamaan Katolik yang mempunyai nama resmi: “Societas Missionariorum Sacratissimi Cordis Jesu”, yang berarti: “Tarekat Misionaris Hati Kudus Yesus” (bahasa Latin: “Congregatio Missionariorum Sacratissimi Cordis Iesu”). Kongregasi ini didirikan oleh Pater Jules Chevalier (1824-1907) di Issoudun, Prancis pada tahun 1854. Anggota yang tergabung di dalamnya menghayati hidup bakti misioner sebagai biarawan, yaitu sebagai imam (atau calon imam, yaitu frater) atau bruder. Singkatan “M.S.C.” itu sendiri adalah berasal dari bahasa Latin, “Missionarii Sacratissimi Cordis Iesu“, yang dalam bahasa Inggris adalah “Missionaries of the Sacred Heart of Jesus”, dan yang dalam bahasa Indonesia adalah “Misionaris Hati Kudus Yesus”.
Ordo Bruder dan Frater;
–Ordo Bruder FIC: Congregatio Fratrum Immaculatae Conceptionis Beatae Mariae Virginis (bahasa Indonesia: Kongregasi Para Bruder Santa Perawan Maria Yang Dikadung Tak Bernoda (Bruder FIC) adalah sebuah Ordo di Gereja Katolik Roma yang didirikan oleh Mgr. Ludovicus Rutten. Sementara itu, pendiri lainnya, sekaligus bruder pertamanya adalah Bernardus Hoecken. Kongregasi ini didirikan di kota Maastricht, Belanda pada 21 November 1840. Kongregasi ini berkembang dari Belanda dan meluas ke Asia (Indonesia), lalu Afrika (Ghana, Malawi), Amerika Serikat dan Chili. Perkembangan FIC di Indonesia kentara pula dalam karya-karyanya. Semula hanya karya kerasulan pendidikan di sekolah (Yayasan Pangudi Luhur) kini berkembang ke pembinaan kaum muda, karya sosial, asrama maupun pusat-pusat pelatihan bagi remaja putus sekolah. Semua ditempuh untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.
–Ordo FC: 28 Desember 1807 Pastor P.J. Triest dari Belgia memberikan nama bagi sekelompok pemuda yang dikumpulkan dan dididiknya untuk menjadi perawat-perawat rumah sakit dengan nama Bruder-Bruder Rumah Sakit dari St. Vincensius. Itulah titik awal dari Tarekat Bruder Karitas yang sampai pada saat ini sudah berkembang dalam pelayanan di 25 negara di seluruh dunia. Tarekat merayakan hari jadi ini sejak 28 Desember 2006 dan akan ditutup 28 Desember 2007. Pada hari itu, 200 tahun tarekat benar-benar menjadi kenyataan. Ada banyak alasan untuk mensyukuri kenyataan tersebut, tetapi di atas segalanya, Tuhan-lah yang menjadi alasan bagi kami, Dia-lah yang menghendaki Tarekat Bruder Karitas tetap berkarya selama 200 tahun, dan dengan demikian perayaan besar ini menjadi kesempatan ucapan syukur dengan semakin memperbarui loyalitas kami terhadap karisma Tarekat dan semakin meingkatkannya. Bahkan setelah 200 tahun, Bruder Karitas masih digerakkan oleh cintakasih Allah dengan dijiwai semangat DEUS CARITAS EST – ALLAH ADALAH KASIH. Pada usia yang ke 200 thn ini, Bruder Karitas tetap selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi yang membutuhkan, yaitu saudara-saudara kita yang cacat fisik dan mental, sakit, jompo, AIDS, ketergantungan obat, anak jalanan, dan juga pendidikan umum kaum muda.-sumber: bruderkaritas https://sites.google.com/site/bruderkaritas/
- Para Bruder Karitas (Fratrum Caritatis/FC) –salah satu karya dari para Bruder Karitas di antaranya adalah tugas secara khusus oleh tarekat sebagai perawat ODGJ di Panti Rehabilitasi Pelayanan Penderita Sakit Jiwa atau ODGJ (Orang Dalam Gangguan Jiwa). Bruder Honorius Suyadi FC: Kehadiran Allah di Panti Rehabilitasi Jiwa di Purworejo, Jawa Tengah, pada 2013; Bruder Honor saat ini melayani ODGJ di Panti Rehabilitasi Gangguan Jiwa “Renceng Mose”, di Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur.-sumber: hidupkatolik.com -April 26, 2018.
–Ordo BM (Budi Mulia): Pesta perak sebagai momen syukur atas 25 tahun hidup membiara, bersukacita bukan karena manusianya, namun pendampingan Tuhan selama itu. Demikian dikatakan RP Marga Murwanto MSF saat Pesta Perak hidup membiara Bruder Samuel BM dan Bruder Damasus BM di aula Klinik Pratama Melania Bruderan Bogor, Rabu (22/8) pagi.-sumber: bmvkatedralbogor.org
–Ordo MTB (Maria Tak Bernoda): Kongregasi Bruder MTB didirikan oleh Mgr. Van Hooyonk pada tahun 1854 di Huybergen Keuskupan Bred, Belanda. Berawal dari rasa keprihatinan Mgr. Van Hooydonk terhadap anak-anak yang terlantar akibat perang. Sejak tahun 1921 para bruder MTB mulai berkarya di Indonesia, tepatnya di kota Singkawang, Kalimantan Barat. Sebagai pengikut Santo Fransiskus dari Assisi, para bruder mengikuti Yesus Kristus dengan berpegang teguh pada teladan Santo Fransiskus Assisi. Mereka berusaha mewujudkan nilai-nilai: pertobatan- kemiskinan- kedinian- kontemplasi- dalam hidup dan karya mereka.-sumber: kap.or.id
–Ordo CSA: Pendiri CSA, yakni Pater Willem Helemons, OCSO. Kontemplasi dalam aksi (contemplativus in actione) sebenarnya adalah semangatnya para Yesuit. St Ignatius Loyola, mendirikan ordo Yesuit, sebagai ordo kontemplatif tetapi aktif berkarya di tengah dunia. Karena itu kontemplasi Yesuit adalah kontemplasi dalam aksi. Semangat yang sama itu pula yang dihayati oleh Pater Willem Hellemons, pendiri kongregasi Bruder-bruder CSA. Romo Hellemons menghayati semangat kontemplasi dalam aksi; Sebagai seorang trapis, Rm Hellemons telah terbiasa dengan doa kontemplasi. Penugasannya sebagai pastor paroki Oudenbosch, menuntutnya untuk berkontemplasi dalam aksi. Pendidikan seminarinya dijalaninya di Roma. Di Roma beliau mengenal Serikat Yesus (SY) lebih dekat lagi. Beliau mengenal cara dan kisah hidup seorang SY yang meninggal ketika masih frater, dan kemudian diangkat menjadi santo. Frater tersebut adalah Aloysius Gonzaga. Demikian sehingga nama Aloysius inilah yang dipakai untuk menamai kongregasi Bruder yang didirikannya : Congregasi St. Aloysius. Dari nama yang sama, kita tahu bahwa para bruder CSA mendirikan asrama, sekolah terkenal, baik di Belanda maupun di Indonesia (Bandung, Surapaya): St Louis.-sumber: brudercsa.org
–Ordo BTD, Kongregasi Bruder Tujuh Dukacita Santa Maria (BTD)
Berkarya di Keuskupan Manado. Sekitar tahun 1974, Bruder Han datang ke Manado merintis karya mandirinya dengan tinggal di Paroki Woloan dan menjadi pedagang buku keliling dengan mobil khusus yang sudah sangat dikenal oleh umat. Sebelum tinggal di Woloan, Bruder Han menumpang tinggal di Biara Frater
CMM di Matani, Tomohon. Tahun 1982 atau 36 tahun lalu, Bruder Han biasa keliling menjual buku-buku dan benda-benda rohani. Karya Bruder Han yang sederhana dan kecil itu perlahan-lahan berkembang terus sampai dengan berdirinya Panti Sayap Kasih, Akademi Fisioterapi, dan kongregasi baru yang lahir di Tomohon tahun 2001, yaitu Kongregasi Bruder Tujuh Dukacita Santa Maria (Kongregasi BTD),-sumber: penakatolik.com
–Ordo CMM, atau Frater CMM adalah suatu kongregasi atau tarekat religius dalam Gereja Katolik Roma. Namanya dalam bahasa Latin adalah Congregatio Fratrum Beatae Mariae Virginis (Kongregasi Para Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelaskasih), biasa disingkat dengan C.M.M. atau disebut juga Frater-Frater dari Tilburg. Kongregasi ini didirikan pada 1844 di Tilburg, Belanda oleh Mgr. Joannes Zwijsen (1794-1877), yang saat itu menjabat sebagai uskup di Keuskupan Den Bosch. Kongregasi ini banyak berkarya dalam pendidikan; seperti pendidikan untuk orang buta, pelayanan kepada anak-anak, dan perawatan kesehatan serta misi pelayanan; pelayanan untuk mengatasi kemiskinan dan misi di Suriname dan Antillen Belanda. Saat ini kongregasi ini mempunyai 124 frater di Belanda, 22 orang di Belgia, 4 orang di Suriname, 121 orang di Indonesia, 5 orang di Namibia, 42 orang di Kenya, 13 orang di Brasil, dan 3 orang di Amerika Serikat, yang semuanya aktif dalam pelayanan pendidikan dan kesehatan. Pusat kepemimpinan Ordo ini terdapat di Belanda.
Ordo Kesusteran;
–Ordo CB, KONGREGASI SUSTER-SUSTER CINTAKASIH ST. CAROLUS BORROMEUS PROVINSI INDONESIA. “Sadar akan persembahan hidup kita kepada Tuhan melalui hidup berkaul sesuai dengan Konstitusi kami, dengan diilhami oleh Roh Kudus dan dijiwai oleh kharisma Bunda Elisabeth, serta dalam kesetiaan kepada Gereja Universal, kami Suster-suster Cinta Kasih santo Carolus Borromeus berserah diri untuk: mengembangkan relasi yang mendalam dengan kristus dalam sikap hidup kontemplatif dan terus-menerus berdiskresi; memberikan kesaksian hidup sebagai “Hamba Yahweh”, mewujudkan pelayanan bagi keutuhan manusia agar semakin sesuai dengan citra Allah sebagai tanda kehadiran Kerajaan-Nya dan menanggapi tantangan jaman dalam kegembiraan dan kesederhanaan, dengan keberpihakan pada mereka yang menderita karena ketidakadilan. Identitas kami sebagai Suster CB berlandaskan kuat pada pribadi Yesus, Sang Kristus.-(sumber: sustercb.com)
–Ordo SSPS, “Congregatio Missionalis Servarum Spiritus Sancti”.
Menyadari pentingnya peranan perempuan dalam karya misi, maka Arnoldus pada tanggal, 8 Desember 1889 mendirikan Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus perempuan bersama-sama dengan dua wanita Jerman, Helena Stollenwerk dan Josepha Stenmanns, di desa kecil Steyl di Belanda. Dia sudah membuka rumah misi pertama di Jerman pada tahun 1875 dan mendirikan Serikat Sabda Allah (SVD). Para wanita yang datang ke Steyl, yang berharap untuk menjadi misionaris dan mendedikasikan hidup mereka untuk pekerjaan pewartaan iman, melewati waktu yang panjang untuk menunggu sampai kongregasi didirikan. Tujuh tahun bertekun dalam hidup dan kondisi kerja yang sulit merupakan waktu untuk menguji dan mengklarifikasi panggilan mereka sebelum mereka akhirnya mulai kehidupan membiara. Pada tahun 1893 Uskup Roermond menyetujui konstitusi mereka. Pada tanggal 12 Maret 1894 dua belas novis ini mengikrarkan kaul pertama mereka. Segera setelah pendirian kongregasi, persiapan intensif untuk misi luar negeri mulai digalakkan, terutama dengan studi bahasa, mendirikan kursus pelatihan guru, dan instruksi dalam berbagai hal-hal praktis. Pendiri, Sr. Maria (Helena Stollenwerk) dan Sr Josepha (Hendrina Stenmanns) dipercayakan dengan tanggung jawab kepemimpinan utama, memperkenalkan anggota baru untuk hidup religius dan menumbuhkan antusiasme mereka untuk kerasulan misi dan komitmen tanpa syarat. Pada tahun 1895 para suster pertama dikirim ke Argentina; pada tahun 1897 ke Togo, tahun 1899 ke New Guinea, tahun 1901 ke Amerika Serikat dan pada tahun 1902 ke Brasil. Jumlah anggota bertumbuh dengan pesat dan kongregasi mampu membuka misi baru di Cina, Jepang, Jerman, Austria, Filipina, Mozambik, Indonesia, Paraguay dan Polandia. Pada tahun 1946 pendirian baru dilakukan di negara-negara seperti Chili, Inggris, India, Slovakia, Swiss, Australia dan Ghana. Pada tahun 1950 dibuka di Spanyol, Taiwan dan Paraguay. Perempuan-perempuan dari berbagai negara masuk dan kongregasi menjadi lebih internasional. Setelah Konsili Vatikan II, kongregasi memulai periode pembaharuan mendalam. Spiritual dari Generasi Pendiri diberikan ekspresi yang sesuai untuk jaman ini, kehidupan yang lebih berorientasi pada Injil dan karisma misi ditafsirkan dalam terang pemahaman saat ini. Kapitel Umum yang membaharui konstitusi. Spiritualitas Trinitas lebih terlihat sebagai sumber kerasulan misi kami. Setelah tahun 1980, pendirian baru terjadi di Angola, Botswana, Bolivia, Meksiko, Korea, Portugal, Ukraina, Rusia, Rumania, Ethiopia, Kuba, Zambia, Antigua, Afrika Selatan, Benin, St. Kitts, Moldova. Saat ini, jumlah kami sekitar 3200 suster dari 48 kebangsaan dan di 51 negara. Bersamaan dengan perayaan syukur 125 tahun Kongregasi, dalam Kapitel Umum 2014 kami diundang untuk lebih memperdalam komunio kita dengan dan dalam Allah Tritunggal. Dengan demikian kita menjadi kabar gembira yang kita wartakan. Roh Allah mendorong kita untuk melakukan pertobatan terus-menerus menuju komunio yang semakin mendalam dengan Allah, sesama dan alam ciptaan. Cerita dan sejarah kami berkelanjutan. Kita diundang untuk memperluas lingkaran kasih. Dengan didayai oleh Roh Kudus kami berbagi Kabar Gembira di tengah-tengah masyarakat.-(sumber: sspsjawa.com)
–Ordo JMJ, Didirikan oleh Pater Mathias Wolff, SJ pada 29 Juli 1822 di Amesfoort, Belanda, dengan nama “Pedagogi Chretienne” atau Societas Jesus Maria Joseph dan mengambil Keluarga Kudus Nazareth sebagai Pelindung Kongregasi. Berawal dari keprihatian Pater Mathias akan situasi semangat umat Katolik yang sangat merosot pada jamannya karena orang-orang lebih mengutamakan hal-hal duniawi daripada kehidupan beriman. Pater Mathias beranggapan bahwa salah satu jalan untuk mengembalikan semangat keagamaan sehingga orang lebih mengutamakan nilai-nilai adikodrati daripada nilai-nilai kodrati yang bersifat duniawi adalah dengan mempersiapkan calon-calon katekis dan pemimpin yang bersemangat. Maka pendidikan dianggap sebagai karya yang dapat menjawab salah satu kebutuhan umat pada waktu itu. Karisma dan spiritualitas Tarekat JMJ adalah ‘kesiap-sediaan apostolis yang selalu menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat pada jamannya yang ditandai oleh sikap lepas bebas sebagai tanda penyerahan diri, melaksanakan kehendak Bapa’ (Konstitusi no. 3). Sedangkan motto Tarekat JMJ adalah ‘apabila Anda berada di tempat yang dikehendaki oleh Tuhan, tetaplah di sana, tetapi apabila ia menghendaki Anda ke lain tempat, pergilah.” (Konsitusi no. 3). Tarekat ini pun mempunyai visi dan misi untuk bersama Gereja setiap hari kita akan memperbaharui wajah-wajah yang suram, tanpa belas kasih, putus asa karena berbagai alasan menjadi wajah baru dan bersinar. Sistim ketidakadilan, penindasan, diskriminasi, eksploitasi dalam hati manusia maupun dalam tatanan sosial masyarakat dihapus dan diganti dengan tatanan yang lebih adil. Jalan kemerdekaan yang ditempuh adalah mengubah wajah suram menjadi cerah dan memancarkan kasih Allah. Bersama Gereja, Tarekat JMJ diutus untuk membawa wajah baru dunia. Atas undangan Bapa Uskup Batavia, Tarekat JMJ datang ke Indonesia pada 30 April 1897 untuk mulai menaburkan benih-benih Kerajaan Allah lewat jalur pendidikan kepada anak-anak puteri di Minahasa, Sulawesi Utara.-sumber: trinitas.or.id
–Ordo SMSJ, Tarekat Suster Dina Santo Yoseph, hadir dan berkarya di Kalimantan Timur sudah kurang lebih 8 tahun. Suster-suster hadir dan berkarya di bidang pendidikan, Kesehatan, pastoral dan karya sosial. Mgr. Petrus Yoseph Savelberg adalah seorang pendiri Tarekat yang memberkan nama kepada suster-susternya sebagi suster kecil dari pohonnya Santo Fransiskus Asisi yang berlindung di bawah naungan Santo Yoseph. Alasannya pendiri memilih Santo Yoseph sebagai pelindung kongregasi, oleh karena kesaksian para suster zaman itu yang sering menerima perlindungan dari Santo Yoseph ketika para suster menjalankan karya perutusannya. Spiritualitas Tarekat kita. Bagi kita ia men-jadi teladan inspiratif dalam hal keadilan menurut kitab suci. Dalam injil ia disebut orang yang jujur dan adil (Mat 1:19; Mzm 1; Hab 2:4). Dengan sikap yang jujur dan penuh iman itu, ia mengarahkan seluruh hidupnya kepada sabda Allah, yang dalam kegelapan hidup menunjukkan kepadanya tem-patnya dalam karya penyelamatan Allah, demi penjelmaan putra Allah, yang lahir dari perawan Maria (Mat 1:18-25). Konstitusi Suster Dina Santo Yoseph, kitab suci dan pendiri mau meng-ungkapkan seorang pribadi St. Yoseph yang sederhana, rendah hati, beriman, setia, jujur, taat dan pekerja ke-ras. Yoseph yang sederhana tampak jelas dalam profesi hidupnya sebagai tukang kayu. Ia dikenal sebagai tukang kayu dipercayakan Allah untuk mendampingi Maria dan Yesus. Dengan bercermin pada Santo Yoseph, Suster-suster SMSJ diinspirasikan untuk dapat melakukan tugasnya. Karya yang dilakukan oleh para suster dapat memancarkan nilai-nilai hidup pribadi Santo Yoseph, ketika seorang SMSJ dengan keserdehanaan, dan kerendahan hatinya menjalankan karya perutusannya penuh ketaatan dan kesetiaan sebagai Suster SMSJ yang dipanggil untuk memberikan kesaksian Hidup di tengah-tengah masyarakat zaman ini, harus mampu untuk mengimplementasikan dengan benar-benar semangat pengorbanan diri yang tulus, dan semangat juang yang tinggi dalam mewujudkan kesaksian hidup yang nyata lewat sikap, tutur kata, perilaku hidup yang sesuai dengan spiritualitas SMSJ, dan nilai hidup pribadi Santo Yoseph. Dalam karya pelayanan oleh para suster SMSJ, tampak dalam pelayanan terhadap mereka yang sakit, mereka yang datang berobat di klinik diterima dengan baik sebagai saudara dan saudari, yang membutuhkan pertolongan. Juga terhadap kaum muda-mudi yang membutuhkan pembinaan iman dan pendidikan yang baik, lewat karya pelayanan di asrama. Pendidikan dasar pada anak-anak usia dini juga mendapat perhatian khusus dalam karya tarekat kami, hal ini nampak dalam pendidikan anak usia taman kanak-kanak. Kegiatan pastoral mengunjungi umat di stasi-stasi dengan memberikan pelayanan rohani dan kesehatan, sekaligus mendengar dan melihat secara langsung kehidupan beriman umat dalam bermasyarakat, merupakan bentuk pelayanan yang nyata dalam menumbuh-kembangkan iman umat akan kehadiran Allah yang menolong dalam setiap peristiwa hidup mereka.-(sumber: keuskupantanjungselor.org)
–Ordo SND, Suster-suster Notre Dame;
Allah memprakarsai kehadiran Kongregasi Suster-suster Notre Dame, dan dalam perjalanan sejarahnya kita mengenali tanda-tanda kebaikan Allah dan penyelenggaraan ilahiNya. Kongregasi didirikan di Coesfeld, Jerman, sewaktu masyarakat mengalami kemerosotan rohani dan hidup serba kekurangan. Pada tahun 1849 seorang guru muda, Hilligonde Wolbring, karena kasihnya kepada kaum miskin, memelihara anak-anak yatim piatu dan terlantar di rumahnya. Bersama dengan Elisabeth Kühling, sahabat dan rekan guru, beliau mendidik dan memelihara mereka. Kedua wanita ini telah dibina dalam tradisi rohani dan pedagogi Bernard Overberg. Didukung oleh pembimbing rohani mereka, Theodor Elting, karya pelayanan karitatif, yang diprakarsai secara spontan oleh kedua wanita itu, menjadi karya yang terorganisasi. Menyadari pentingnya karya kerasulan mereka di dalam Gereja, beliau mengundang mereka untuk mempertimbangkan suatu hidup religius. Di dalam pribadi Suster-suster Notre Dame dari Amersfoort, Belanda, Theodor Elting menemukan tujuan kerasulan yang sama. Atas permintaan Uskup Georg Müller dari Münster, tiga orang suster dari Amersfoort datang ke Coesfeld pada tahun 1850. Di bawah bimbingan mereka, dua wanita muda tersebut, Hilligonde Wolbring yang dikenal sebagai Suster Maria Aloysia dan Elisabeth Kühling yang dikenal sebagai Suster Maria Ignatia, mengawali pembinaan religius mereka, menyerahkan diri dalam iman kepada karya Allah. Dari tahun 1850 sampai tahun 1855 Suster-suster dari Amersfoort memperkenalkan semangat dan peraturan Kongregasi Amersfoort kepada komunitas di Coesfeld yang sedang tumbuh subur sebagaimana mereka mendapatkannya dari Suster-suster Notre Dame de Namur, yang didirikan di Perancis oleh St. Yulia Billiart tahun 1804. Pada tahun 1855 komunitas awal yang didirikan di Coesfeld menjadi kongregasi mandiri. Menurut tradisi, tanggal pendirian biara ialah 1 Oktober 1850. Dalam semangat St. Yulia Billiart, Suster Maria Aloysia, Suster Maria Ignatia dan Suster-suster pertama di Coesfeld, kongregasi kita tetap memberikan kesaksian akan kebaikan Allah dan penyelenggaraan ilahiNya di seluruh dunia zaman ini.
–Ordo PRR, Kongregasi PRR atau Puteri Reinha Rosari adalah Konggregasi asli Indonesia yang didirikan oleh Mgr. Gabriel Manek, SVD (almarhum) dan Suster Anfrida, SSpS (Co Pendiri) di Larantuka, 15 Agustus 1958. Tarekat PRR didirikan berdasarkan tiga latar belakang, yakni, sebagai rasa syukur atas ketahanan iman umat di Keuskupan Larantuka yang selama 200 tahun tidak ada bimbingan hirarki, tetapi tetap kokoh. Kemudian, membaca kebutuhan yang mendesak terkait pewartaan sehingga Uskup Manek mendirikan kongregasi ini untuk bisa mewartakan injil. Terakhir, mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan.-(sumber: bmvkatedralbogor.org)
–Ordo OCD, Karmelit Tak Berkasut (bahasa Inggris: Discalced Carmelites), atau Ordo Karmel Tak Berkasut, adalah suatu ‘ordo mendikan Katolik‘ yang bersumber dari ‘tradisi eremitik’ para Bapa dan Ibu Gurun. (kata Inggris ‘discalced’; berasal dari kata Latin ‘discalceātus’, yang artinya “tanpa sepatu”). Ordo atau tarekat ini didirikan pada tahun 1593, berkenaan dengan reformasi Ordo Karmel dari Observansi Kuno oleh dua orang kudus Spanyol, yaitu Santa Teresa dari Ávila dan Santo Yohanes dari Salib. Ordo mendikan Katolik adalah ordo monastik (kerahiban) atau tarekat religius Kristen yang bergantung penuh pada bantuan/sumbangan/pemberian dari pihak lain dalam menjalankan kelangsungan kehidupan mereka. Ordo mendikan Kristen pada prinsipnya menyangkal kepemilikan materi. Baik kepemilikan pribadi maupun kelompok. Mereka mengikuti teladan kehidupan Yesus, dan menghabiskan waktu serta tenaga untuk pekerjaan yang bersifat keagamaan. Ordo mendikan memiliki ciri khas; Kemiskinan, yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka, berdoa bersama dalam komunitas, dan bekerja untuk kepentingan bersama jemaat gereja, yang menjadi jalan hidup mereka. Tradisi eremitik adalah ‘Eremit’: orang yang hidup dalam pengasingan dari masyarakat. Dalam Kekristenan istilah tersebut aslinya ditujukan kepada seorang penganut Kristen yang hidup mengasingkan diri untuk tujuan keagamaan, yang disebut Teologi Gurun dari Perjanjian Lama (40 tahun mendiami gurun). Dalam tradisi Kristen, kehidupan eremitik adalah sebuah bentuk awal dari kehidupan kebiaraan yang mendahului kehidupan biara di Cenobium (Cenobite), suatu komunitas monastik dalam tradisi menekankan kehidupan komunal (milik rakyat atau umum), berlawanan dengan eremitisme). Peraturan Santo Benediktus (bab 1) memasukan eremit dalam empat jenis biarawan/wati. Dalam Gereja Katolik Roma, selain eremit yang merupakan anggota institusi keagamaan, hukum kanon (kanon 603) juga mengakui eremit terkonsentrasi di bawah naungan uskup, yaitu keuskupan mereka sebagai anggota kehidupan terkonsekrasi. Ordo Karmel Tak Berkasut saat ini dikenal dengan inisial “O.C.D”. Cabang tertua dari keluarga besar Ordo Karmel, yaitu Karmelit dari Observansi Kuno (sering kali dirujuk dengan sebutan “Karmelit” saja), menggunakan inisial “O. Carm.” Sementara cabang sekular dari ordo ini (Ordo Karmel Tak Berkasut Sekulir, yang sebelumnya dikenal sebagai Ordo Ketiga) menggunakan inisial “O.C.D.S.”.
-sumber: KHK; dok.ck; Wikipedia.