Q : Bagaimana cara umat Katolik berdoa kepada Tuhan?
A : Jawaban.
Jawaban:
Bagiku doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan” (Teresia dari Anak Yesus, ms. autob. 25r).
Doa sebagai Anugerah Allah
“Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan
demi hal-hal yang baik” (Yohanes dari Damaskus, f.o.3,24). Dari mana kita berbicara, kalau kita berdoa? Dari ketinggian kesombongan dan kehendak kita ke bawah atau “dari jurang” (Mzm 130:1) hati yang rendah dan penuh sesal? Siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan (Bdk. Luk 18:9-14.). Kerendahan hati adalah dasar doa, karena “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis.-KGK2559.
“Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah” (Yoh 4:10). Mukjizat doa justru
menunjukkan diri di sana, di pinggir sumur, tempat kita mengambil air. *Di sana Kristus bertemu dengan setiap orang; Ia mencari kita, sebelum kita mencari Dia, dan Ia meminta: “Berilah Aku minum!” Yesus kehausan; permohonan-Nya datang dari kedalaman Allah yang merindukan kita. Entah kita tahu atau tidak, di dalam doa kehausan Allah menemui kehausan kita. Allah merasa haus akan kehausan kita akan Dia.-KGK2560.
Niscaya engkau meminta kepada-Nya, dan Ia memberi kepadamu air hidup” (Yoh
4:10). Doa permohonan kita adalah satu jawaban atas cara yang penuh rahasia –
jawaban atas Keluhan Allah yang hidup: “mereka meninggalkan Aku sumber air yang hidup untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air” (Yer 2:13). Doa permohonan adalah jawaban atas janji keselamatan yang cuma-cuma (Bdk. Yoh 7:37-39; Yes 12:3; 51:1.); jawaban penuh cinta atas kehausan Putera yang tunggal.-KGK2561.
Doa sebagai Perjanjian
Dari mana datangnya doa manusia? Bagaimanapun bentuk kegiatan dan kata-kata,
dengannya doa mengungkapkan diri, yang berdoa itu selalu seluruh manusia. Tetapi untuk melukiskan tempat asalnya doa, Kitab Suci kadang-kadang berbicara tentang jiwa atau roh. Tetapi paling sering – lebih dari seribu kali – tentang hati. Hati berdoa. Jika hati itu jauh dari Allah, doa pun tidak mempunyai arti.-KGK2562.
Hati adalah rumah di mana aku berada dan tempat aku tinggal (dalam gaya bahasa semitis atau biblis: di mana aku “turun” [dari kendaraan]). Inilah pusat kita yang tersembunyi, yang tidak dapat dimengerti baik oleh akal budi kita maupun oleh orang lain. Hanya Roh Allah dapat menyelami dan mengetahuinya. Dalam kedalaman cita-cita kita, hati adalah tempat keputusan. Ia adalah tempat kebenaran, di mana kita memilih antara hidup dan mati. Ia adalah tempat pertemuan karena kita hidup dalam hubungan dengan citra Allah. Hati adalah tempat perjanjian.-KGK2563.
Doa Kristen adalah hubungan perjanjian antara Allah dan manusia di dalam Kristus. Ia adalah tindakan Allah dan tindakan manusia. Ia berasal dari Roh Kudus dan dari kita. Dalam persatuan dengan kehendak manusiawi Putera Allah terjelma, doa mengarahkan diri sepenuhnya kepada Bapa.-KGK2564.
Doa sebagai Persekutuan
Dalam Perjanjian Baru, doa adalah hubungan yang hidup anak-anak Allah dengan
Bapanya yang tidak terhingga baiknya, bersama Putera-Nya Yesus Kristus dan
dengan Roh Kudus. Rahmat Kerajaan Allah adalah “persatuan seluruh Tritunggal
Mahakudus dengan seluruh jiwa” manusia (Gregorius dari Nasiansa, or. 16,9).
Dengan demikian, kehidupan doa berarti bahwa kita selalu berada dalam hadirat Allah yang tiga kali kudus dan dalam persekutuan dengan Dia. Persekutuan hidup ini memang selalu mungkin, karena melalui Pembaptisan kita sudah menjadi satu dengan KristusBdk. (Rm 6:5). Doa Kristen, sejauh ia merupakan persekutuan dengan Kristus dan menyebar luas di dalam Gereja, Tubuh Kristus. Ia merangkum segala sesuatu, sama seperti cinta kasih Kristus.-KGK2565.
—
Berdoalah Menurut Pola ”Doa Bapa Kami”;
Matius 6:9-13 TB;
9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
Dalam doa Bapa Kami ada beberapa pokok penting yang menjadi perhatian khusus saat kita berdoa:

1). Mengambil posisi tubuh (berdiri, duduk, atau berlutut tegak lurus L). Memejamkan kedua mata. Dimulai dengan Tanda Salib, terlebih dahulu sebelum memulai berdoa. Mengatupkan kedua telapak tangan. Menyebut nama Allah dengan panggilan ‘Bapa’ dan dengan memuliakan namaNya (yaitu kekudusan, kemuliaan, dan kemahakuasaan Allah).


2). Memohon datang kerajaan-Nya di dunia, yaitu Dia yang tidak jauh namun selalu ada dan tinggal di antara kita, dan sungguh berada di dalam diri manusia (hati nurani dan akal budi) sebagai roh-Nya yang menemani, menghibur, menolong, membimbing, mengajarkan akan seluruh kebenaran sesuai kehendak Bapa.
3). Memohon kepada Allah Bapa yakni rezeki setiap hari, kesehatan badan (raga), ketenangan batin (jiwa), kedamaian hati & pikiran yang baik, dan semangat hidup.
4). Memohon pengampunan dosa kepada Allah, dan menyatakan diri kepada Allah bahwa diri sendiri harus mengampuni sesama yang bersalah (timbal balik.)
5). Menutup doa dengan memohon agar dikuatkan iman kita sehingga tidak jatuh dalam pencobaan. Terakhir setiap doa ditutup dengan Tanda Salib: “Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin”.- Atau “… Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, Amin.” Atau “Dengan menghaturkan Doa Kemuliaan: “Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad, Amin”.- Pola doa Bapa Kami juga memberikan contoh kepada kita untuk berdoa secara benar dan mencerminkan ciri khas umat Katolik dalam berdoa.
—
Sifat-sifat yang Menyertai Doa yang Benar:
a). Berdoalah dengan tekun.
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (Matius 7:7). Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya: “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” Kata Tuhan: “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (Lukas 18:1-7). Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama.-(Kisah Para Rasul 1:14).
b). Berdoalah secara tersembunyi dengan rendah hati.
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. (Matius 6:6). Tempat tersembunyi yang dimaksudkan dalam sabda Tuhan ini adalah di dalam hati. Hati adalah tempat kita berjumpa dengan Tuhan. Kerendahan hati adalah dasar dari doa yang benar. Berdoalah dengan rendah hati dan dengan pertobatan. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.” (Lukas 18:13).
c). Berdoalah dengan tidak bertele-tele.
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan (Matius 6:7). Ia berkata kepada mereka: “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan” (Lukas 22:40).
d). Berdoalah di dalam nama pribadi Tuhan Yesus Kristus.
Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” (Yohanes 14:13-14). Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya (Yohanes 15:7). Berdoalah dengan iman dan keyakinan bahwa doamu sedang dikabulkan. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu (Markus 11:24).
e). Berdoalah dengan kuasa dari Roh Kudus.
”Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Lukas 11:13). ”Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” (Lukas 24:49). ”Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:8).
f). Berdoa itu mempersatukan umat beriman dengan Allah Bapa.
Hal ini ditekankan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus 3:18-21: “Aku berdoa supaya kamu bersama-sama dengan semua orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu yang melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa supaya kamu dipenuhi dalam seluruh kepenuhan Allah. Bagi Dia yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita. Bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun temurun sampai selama-lamanya”.
—
Contoh Doa Pribadi umat Katolik:
Doa Kerendahan Hati (Puji Syukur No. 141)
Allah yang Mahatinggi, Putra-Mu Yesus telah memberikan teladan kerendahan hati yang tiada tara. Walaupun Allah, Ia telah menghampakan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan kami manusia. Dan dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dengan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Terima kasih, ya Bapa, atas teladan Yesus ini. Berilah kami semangat Yesus sendiri, agar dengan rendah hati kami menganggap orang lain lebih utama daripada kami sendiri.
Bebaskanlah kami dari kesombongan, dan berilah kami ketabahan kalau karena nama-Mu kami direndahkan. Semoga kami tidak sakit hati kalau kami kurang di hargai atau kurang dihormati, kalau kami diabaikan atau dilupakan. Sebaliknya, semoga kami ikut bahagia kalau orang lain berhasil dan mendapat pujian serta penghargaan.
Ya Bapa, jadikanlah hati kami seperti hati Yesus yang lembut dan rendah hati. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami. Amin.-
-sumber: dok.ck; katoliknews-gerejatheresia.org