Doa-Doa dalam Tata Perayaan Ekaristi

DOA-DOA DALAM TATA PERAYAAN EKARISTI;
Perayaan Ekaristi merupakan kebaktian utama yang diselenggarakan sesuai dengan tata perayaan ekaristi di Gereja Katolik (Ibadah bersama).

Ibadah bersama dimulai dengan Perarakan Masuk;
Pastor (Imam) dan petugas lainnya menuju altar diiringi lagu pembukaan, instrumen, atau antifon pembukaan. Setibanya di altar, Pastor (Imam) mencium altar memberikan penghormatan dan umat turut serta menyatakan penghormatan.

DOA DALAM PEMBUKAAN PERAYAAN EKARISTI;
Pastor membuka perayaan Ekaristi dengan memimpin: Tanda Salib.
Perayaan Ekaristi diawali dengan Pastor memberi salam: “Tuhan bersamamu” (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan: “Dan bersama rohmu” (Et cum spiritu tuo).
Pernyataan Tobat dan Pernyataan “Tuhan Kasihanilah Kami’.
Pujian kepada Yesus dan memohon belas kasih-Nya yang disertai dengan Pernyataan ‘Tuhan Kasihanilah Kami’.
Pastor mengakhiri pembukaan dengan seruan: “Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal” yang dijawab umat dengan: “Amin”.

DOA DALAM PERSIAPAN PERSEMBAHAN (PREFASI);

  • Wakil-wakil umat menghantar bahan-bahan persembahan: roti dan anggur yang akan dikuduskan, dan persembahan lain untuk keperluan Gereja. Roti hosti terbuat dari gandum tanpa ragi, diletakkan dalam piala, diletakkan di atas patena dan ditutup dengan korporal. Anggur, dipersembahkan dalam ampul terpisah dengan air.
  • Pastor mengajak umat berdoa bersama: “Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan” dan umat menjawab: “Terpujilah Allah selama-lamanya”.
  • Pastor mengangkat piala berisi campuran air dan anggur sambil mengucapkan: “Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani” dan umat menjawab “Terpujilah Allah selama-lamanya”.
  • Pada misa hari raya Pastor mendupai persembahan dan altar. Diakon (atau petugas lain) membantu untuk mendupai Pastor dan umat.
  • Doa Persiapan Persembahan; Pastor mengucapkan doa persembahan setelah mengajak umat dengan seruan: “Berdoalah, saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa” dan umat menjawab: “Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus”.

DOA SYUKUR AGUNG;
Doa Syukur Agung dimulai dengan ‘prefasi‘ yang diawali dengan salam: “Tuhan bersamamu” (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan: “Dan bersama rohmu” (Et cum spiritu tuo) dan dilanjutkan dengan ‘arahan‘: “Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan” yang dijawab dengan: “Sudah kami arahkan” dan dilanjutkan dengan ‘bersyukur‘: “Marilah bersyukur kepada Allah Tuhan kita” yang dijawab dengan: “Sudah layak dan sepantasnya”.
Prefasi selanjutnya dinyanyikan/didoakan oleh Pastor dan disambung dengan syair aklamasi Kudus dengan seruan: “Kami melambungkan madah kemuliaan dengan tak henti-hentinya bernyanyi/berdoa”;

KUDUS: “Kudus” atau “Sanctus” dapat diucapkan atau dinyanyikan.

Perayaan Perjamuan Terakhir (Konsekrasi): “Terimalah dan makanlah. Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu” dan “Terimalah dan minumlah. Inilah piala darahKu, darah perjanjian baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan semua orang demi pengampunan kekal. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku.”–

Penutupan Doa Syukur Agung;
Pastor mengangkat piala dan hosti sambil mengucapkan: “Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa” dan umat berkata: “Amin”.–(TPE 2005).

dilanjutkan dengan DOA BAPA KAMI.–

DOA DAMAI– dalam Liturgi Ekaristi;
Pastor menghaturkan doa damai kepada umat: “Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa”, umat menjawab: Amin.– Kemudian Imam mengucapkan “Damai Tuhan bersamamu” atau “Damai Tuhan besertamu”, umat menjawab: “Dan bersama rohmu” atau “Dan sertamu juga” dan diikuti dengan memberikan salam damai, menjabat tangan orang-orang yang ada di sekitar.

Pemecahan Hosti;
Pemecahan Hosti diiringi seruan lagu “Anak Domba Allah” atau “Agnus Dei“.

Doa dalam Persiapan dan Penerimaan Tubuh dan Darah Kristus;
Komuni diawali dengan Pastor mengangkat tinggi hosti dan piala anggur yang telah dikonsekrasikan sambil mengucapkan: “Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuannya”, dan umat menjawab: “Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh”, kemudian Imam berkata: “Tubuh dan Darah Kristus”, dan ditanggapi oleh umat dengan berkata: “Amin”. (dilanjutkan dengan Doa Sebelum komuni);–

Selanjutnya Pastor menerima komuninya, kemudian memberikannya pada pelayan / petugas pembagi komuni, kemudian kepada para petugas altar dan misdinar, dan kemudian kepada umat lainnya.
–Umat dapat menerima komuni dalam satu rupa (roti) atau dua rupa (roti dan anggur) dalam kesempatan khusus. Ajaran iman Gereja Katolik mengajarkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara satu rupa maupun dua rupa. Dalam Tubuh Kristus terdapat pula Darah Kristus.
Pembagi komuni akan mengucapkan: “Tubuh Kristus” (Corpus Christi) dan penerima komuni menjawab: “Amin”. (Amen).-dengan sikap hormat.

Setelah selesai komuni, Pastor membersihkan patena dan piala dengan purifikatorium. Umat dapat mendoakan/menyanyikan madah pujian sesudah komuni. (dilanjutkan dengan Doa Sesudah Komuni);–dan dilanjutkan dengan Pembacaan pengumuman gereja.

DOA DALAM PENUTUPAN PERAYAAN EKARISTI;
Berkat dan Pengutusan.
1. Berkat diawali dengan Pastor memberi salam: “Tuhan bersamamu” atau “Tuhan sertamu” (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan: “Dan bersama rohmu” atau “Dan sertamu juga” (Et cum spiritu tuo), “Amin”.
Pastor merentangkan tangan ke arah umat dan memberkati dengan tanda salib dengan seruan: “Semoga Saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa, Putra dan Roh Kudus” sementara umat membuat tanda salib dan menjawab: “Amin”. Kemudian Pastor mengatakan: “Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai”, lalu umat berkata: “Syukur kepada Allah”.
2. Pengutusan oleh Pastor kepada umat: “Marilah pergi! Kita diutus.”, yang dijawab umat dengan: “Amin”. Inilah perutusan Ekaristi yang berarti kesediaan untuk membagikan hidup kepada sesama. Bukan karena umat baik atau ingin baik, melainkan karena umat telah lebih dahulu diberi Hidup oleh Allah yang telah dibagikan melalui Perayaan Ekaristi yang telah dirayakan.
Perarakan keluar;
Seluruh umat memberi hormat kepada altar. Pastor (Imam) dan para pelayan meninggalkan altar, dan diarak dengan diringi nyanyian atau lagu ataupun secara instrumental.


DOA SEBELUM KOMUNI (no.210);–doa pribadi umat sebelum menerima komuni.
Ya Allah, bagaikan rusa merindukan sungai, demikianlah hatiku rindu pada-Mu. Hatiku haus akan Dikau, Allah yang hidup. Tuhan Yesus Kristus, seperti kerinduan pemazmur akan Allah yang hidup, demikianlah hatiku rindu akan Tubuh dan Darah-Mu, akan Dikau sendiri. Maka sudilah Engkau datang, bersemayamlah di dalam hatiku. Jadikanlah aku kemah kediaman-Mu sendiri. Tuhan, sucikanlah hatiku, agar pantas menyambut-Mu. Semoga kehadiran-Mu memberikan kekuatan untuk mengamalkan amanat kasih-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. (Amin.)–

DOA SESUDAH KOMUNI (no.211);–doa pribadi umat sesudah menerima komuni.
Tuhan Yesus Kristus, selamat datang di hatiku. Kini Engkau sungguh tinggal dalam aku dan aku tinggal dalam Dikau, seperti sabda-Mu sendiri: Yang makan Tubuh-Ku tinggal dalam Aku dan Aku dalam dia.
Tuhan, Engkaulah roti hidup yang turun dari surga. Aku percaya akan sabda-Mu: Jikalau seseorang makan dari roti ini, dia akan hidup selama-lamanya.
Tuhan, karena Tubuh-Mu adalah satu, sudilah Engkau mempersatukan semua yang menyambut Tubuh dan Darah-Mu, agar mereka semua sungguh bersatu dan mewujudkan diri sebagai Tubuh-Mu sendiri, yakni jemaat. Semoga mereka semua bersatu seperti yang Engkau dambakan, yakni seperti Engkau sendiri bersatu dengan Bapa.
Tuhan, lewat Tubuh-Mu ini berilah kami semangat persaudaraan yang sejati, sehingga dalam hidup sehari-hari kami semua selalu berjuang untuk membangun jemaat-Mu menjadi Tubuh-Mu yang hidup, yang bersatu padu dalam semangat kasih. (Amin.)–