Kedamaian Bersama Keluarga

Pernikahan adalah langkah awal dalam membentuk suatu keluarga. Melalui ‘Sakramen Perkawinan‘ kedua pasangan telah berjanji di hadapan Allah. Ikatan ini bersifat ‘Permanen‘, yang dimeteraikan oleh Allah. Dengan demikian, suatu pernikahan antara seorang pria yang sudah dibaptis dan seorang wanita yang sudah dibaptis, adalah sah dan telah disempurnakan dan dipersatukan di dalam Kristus, sehingga tidak dapat diceraikan oleh manusia.

Rahmat Allah yang kudus dalam kehidupan perkawinan mendampingi mereka untuk menghasilkan (memiliki) dan mengasuh anak-anak (buah hati) mereka dengan penuh tanggung jawab.

Dalam pernikahan, dua hati akhirnya menjadi satu hati, tetapi kerap kali ada saja konflik yang tidak dapat dihindari karena ada perbedaan opini, karakter, dan lain sebagainya. Meski begitu, karena telah direstui dan diberkati Tuhan dalam pernikahan, maka masih ada banyak cara untuk mendapatkan kebahagiaan dalam keluarga. Alkitab mengajarkan beberapa hal tentang keluarga yang bisa membantu Anda untuk menyadari kudusnya suatu perkawinan dan bagaimana peranan Anda di dalam sebuah keluarga.

Imamat 18:6-20 TB; Perihal Menjaga Kudusnya Perkawinan;
6 Siapa pun di antaramu janganlah menghampiri seorang kerabatnya yang terdekat untuk menyingkapkan auratnya; Akulah TUHAN.
7 Janganlah kausingkapkan aurat isteri ayahmu, karena ia hak ayahmu; dia ibumu, jadi janganlah singkapkan auratnya.
8 Janganlah kausingkapkan aurat seorang isteri ayahmu, karena ia hak ayahmu.
9 Mengenai aurat saudaramu perempuan, anak ayahmu atau anak ibumu, baik yang lahir di rumah ayahmu maupun yang lahir di luar, janganlah kausingkapkan auratnya.
10 Mengenai aurat anak perempuan dari anakmu laki-laki atau anakmu perempuan, janganlah kausingkapkan auratnya, karena dengan begitu engkau menodai keturunanmu.
11 Mengenai aurat anak perempuan dari seorang isteri ayahmu, yang lahir pada ayahmu sendiri, janganlah kausingkapkan auratnya, karena ia saudaramu perempuan.
12 Janganlah kausingkapkan aurat saudara perempuan ayahmu, karena ia kerabat ayahmu.
13 Janganlah kausingkapkan aurat saudara perempuan ibumu, karena ia kerabat ibumu.
14 Janganlah kausingkapkan aurat isteri saudara laki-laki ayahmu, janganlah kauhampiri isterinya, karena ia isteri saudara ayahmu.
15 Janganlah kausingkapkan aurat menantumu perempuan, karena ia isteri anakmu laki-laki, maka janganlah kausingkapkan auratnya.
16 Janganlah kausingkapkan aurat isteri saudaramu laki-laki, karena itu hak saudaramu laki-laki.
17 Janganlah kausingkapkan aurat seorang perempuan dan anaknya perempuan. Janganlah kauambil anak perempuan dari anaknya laki-laki atau dari anaknya perempuan untuk menyingkapkan auratnya, karena mereka adalah kerabatmu; itulah perbuatan mesum.
18 Janganlah kauambil seorang perempuan sebagai madu kakaknya untuk menyingkapkan auratnya di samping kakaknya selama kakaknya itu masih hidup.
19 Janganlah kauhampiri seorang perempuan pada waktu cemar kainnya yang menajiskan untuk menyingkapkan auratnya.
20 Dan janganlah engkau bersetubuh dengan isteri sesamamu, sehingga engkau menjadi najis dengan dia.

Markus 10:6–12 TB; Perceraian;
Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan,
7 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
9 Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
10 Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu.
11 Lalu kata-Nya kepada mereka: “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu.
12 Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.”

Untuk Anak-anak di dalam keluarga;

  1. Efesus 6:1 TB;
    Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
  2. Efesus 6:2-3 TB;
    2 Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
    3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
  3. Imamat 19:3 TB;
    Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu.
  4. Amsal 6:20 TB;
    Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu.
  5. Amsal 23:22 TB;
    Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua.
  6. Kolose 3:20 TB;
    Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

Untuk Ayah di dalam keluarga;

  1. Efesus 5:23 TB;
    23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
    25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
    26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
    28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
    31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
  2. Efesus 6:4 TB;
    Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.
  3. Amsal 31:10-11 TB;
    10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.
    11 Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.
  4. Kolose 3:19 TB;
    Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
  5. Kolose 3:21 TB;
    Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

Untuk Ibu di dalam keluarga;

  1. Titus 2:4-5 TB;
    4 Dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya,
    5 hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.
  2. Yesaya 49:15 TB;
    Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
  3. Kolose 3:18 TB;
    Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.
  4. 1 Timotius 3:11 TB;
    Demikian pula isteri-isteri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal.

Untuk Orang Tua (Keduanya, baik Ayah dan Ibu) di dalam keluarga;

  1. Mazmur 78:5-6 TB;
    5 Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka,
    6 supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka,
  2. Ulangan 4:10 TB;
    Yakni hari itu ketika engkau berdiri di hadapan TUHAN, Allahmu, di Horeb, waktu TUHAN berfirman kepadaku: Suruhlah bangsa itu berkumpul kepada-Ku, maka Aku akan memberi mereka mendengar segala perkataan-Ku, sehingga mereka takut kepada-Ku selama mereka hidup di muka bumi dan mengajarkan demikian kepada anak-anak mereka.
  3. Ulangan 6:6-7 TB;
    6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
    7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
  4. Amsal 13:24 TB;
    Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.(*Dalam arti mendidik anak bukan dengan kekerasan yang berlebih melewati batas kemanusiaan).
  5. Amsal 22:6 TB;
    Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
  6. 1 Korintus 7:3 TB;
    Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
  7. 1 Korintus 7:5 TB;
    Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.
    –Berjanji untuk bersama dalam sebuah rumah tangga berarti kedua individu harus bisa saling menyesuaikan karakter satu sama lain dengan bertoleransi dan saling menghormati. Konflik yang timbul di kemudian hari, dapat membuat pasangan saling menjauhi. Waktu ini digunakan sebaik-baiknya untuk merenungkan dan berdoa kepada Tuhan, supaya satu sama lain dapat mencapai penguasaan diri yaitu sikap sabar dan saling mengampuni segala kekurangan pasangan. Lakukan juga kebiasaan untuk berdoa bersama pasangan dan saling mendoakan satu sama lain untuk memperkuat hubungan ikatan pernikahan dan mencegah iblis menggoda dan merusakkan hubugan yang telah dipersatukan oleh Tuhan.
  8. Efesus 5:33 TB;
    Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Untuk semua anggota keluarga;

  1. Imamat 19:17 TB;
    Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.
    –Konflik dalam keluarga adalah hal yang pasti terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Selain itu ada pula konflik dalam hubungan persaudaraan yang pasti terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Contoh: Orang yang terdiam dan membenci saudaranya apabila saudaranya melakukan perbuatan yang tidak berkenan di hatinya. Sifat membenci tidak akan menyelesaikan permasalahan yang ada. Sifat membenci hanya akan membuat dosa dalam diri sendiri dan permasalahan yang ada semakin membesar dan berlangsung semakin lama. Hal yang baik adalah sesuai dengan ajaran Tuhan, apabila orang tersebut langsung menegur saudaranya dan membicarakan permasalahan yang ada, maka permasalahan dapat cepat terselesaikan. Ini adalah contoh ajaran perilaku umat Kristiani yang harus diterapkan dalam keluarga.
  2. Imamat 25:39 TB;
    Apabila saudaramu jatuh miskin di antaramu, sehingga menyerahkan dirinya kepadamu, maka janganlah memperbudak dia.
    Imamat 25:43 TB;
    Janganlah engkau memerintah dia dengan kejam, melainkan engkau harus takut akan Allahmu.
    –Ayat Alkitab ini mengajarkan kita untuk berpikir ke depan. Akan tiba masanya dimana kita nanti akan berpisah dan memiliki keluarga sendiri. Dan ketika hal ini terjadi, mungkin saja saudara kita sedang mengalami kesusahan maka kita tidak dibenarkan untuk berbuat semena-mena kepada dia. Sebaliknya, akan lebih baik apabila kita mau membantu dia untuk bangkit dan keluar dari kesusahannya karena dia adalah keluarga kita. Saudara kita juga menjadi seseorang yang selalu berada disamping kita untuk mendukung. Jadi tidak dibenarkan apabila kita tidak membantu saudara kita sendiri yang sedang mengalami kesusahan.

Dengan demikian kedamaian bersama keluarga dapat tercapai dengan menerapkan hukum Allah. Dan sebagai umat Kristiani, hendaknya kita menerapkan perilaku yang sesuai dengan kehendak Allah dan iman percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.–

-sumber: Alkitab TB Deuterokanonika LAI.