
Kepausan
Paus Santo Petrus
| Pelantikan | 1 April 30 (Mulai Usia 29-66 ) |
|---|---|
| Masa jabatan berakhir | 1 April 30 – 29 Juni 67 (37 tahun, 89 hari) |
| Pendahulu | tidak ada |
| Penerus | Linus |
| Nama lahir | Simon bin Yunus |
| Lahir | tanggal tidak diketahui Betsaida, Galilea, Gaulanitis, Syria, Kekaisaran Romawi |
| Meninggal | ±67 Roma, Italia Kapel Clementine, Bukit Vatikan, Roma, Italia, Kekaisaran Romawi |
| Gereja | Gereja Perdana |
| Tahbisan imam | oleh Yesus |
| Nama lahir | Shimon atau Simeon (Simon) |
| Orang tua | Yohanes (or Jonah or Yunus) |
| Pekerjaan sebelumnya | Nelayan |
| Atribut | Kunci surgawi, pallium |
| Lokasi ziarah | Basilika Santo Petrus |
Santo Petrus (Simon nama aslinya, Petrus, atau Kefas nama yang diberikan Yesus) adalah salah seorang dari dua belas rasul Yesus dan Paus pertama umat Kristiani. Ia adalah seorang nelayan dari Galilea yang diberi posisi pemimpin oleh Yesus (Matius 16:18, Yohanes 21:15-16). Ia dan saudaranya, Andreas adalah rasul pertama yang dipanggil oleh Yesus. Simon dinamakan sebagai Petrus atau “batu karang”, yang mengisyaratkan bahwa Yesus meletakkan landasan gereja-Nya di atas Petrus.
Menurut Injil Yohanes (Perjanjian Baru di Alkitab Kristen) Petrus lahir di Betsaida {Yohanes 1:44), Galilea, dan ayahnya bernama Yohanes (Yohanes 1:42) atau Yunus (Matius 16:17). Dikisahkan juga bahwa Yesus pernah menyembuhkan ibu mertua Petrus yang berarti Petrus pernah menikah. Sebelum ia mengikuti Yesus, ia dan saudaranya, Andreas bekerja sebagai penjala ikan (nelayan).
Panggilan Yesus
Dalam Injil Matius dan Markus diceritakan bahwa Petrus sedang mencari ikan di danau Genesaret ketika Yesus menghampiri mereka dan berkata, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (Matius 4:19).
Dalam Injil Lukas diceritakan bahwa Yesus naik ke perahu Petrus untuk mengajar orang banyak di tepi danau Genesaret, kemudian ia menunjuk Petrus untuk menebarkan jalanya karena ia tahu bahwa Petrus semalaman tidak mendapatkan ikan. Petrus mematuhi petunjuk Yesus dan ia serta nelayan lainnya mendapat ikan dalam jumlah besar. Dengan mujizat tersebut Petrus menjadi percaya kepada Yesus bersama-sama dengan Yakobus dan Yohanes. Andreas tidak disebutkan dalam kisah ini.
Dalam Injil Yohanes diceritakan bahwa Andreas adalah salah satu murid Yohanes Pembaptis yang pergi untuk mengikut Yesus. Ia lalu memanggil saudaranya, Simon, dan menceritakan bahwa ia telah menemukan Mesias. Andreas lalu membawa Petrus kepada Yesus dan Yesus menamakan Simon “Kefas” (bahasa Aram) untuk ‘batu’, bahasa Yunani maskulin: “Petros”, feminim: “Petra”. Di kemudian hari nama Yunaninya banyak digunakan karena bahasa Yunani adalah bahasa universal pada waktu itu.
Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)”,(Yohanes 1:42)
Yesus menamai Simon sebagai Petrus atau “batu karang”, yang mengisyaratkan bahwa Yesus meletakkan landasan gereja-Nya di atas Petrus. (Matius 16:18).
Saat belum disebut bergelar paus, Petrus telah menjadi kepala Konsili Para Rasul di Yerusalem pada tahun 50, meskipun dalam Konsili Yerusalem yang menjadi ketua adalah Yakobus, saudara Yesus Kristus.
Menurut catatan tradisi gereja, di kemudian hari Petrus pergi dan tinggal di Roma. Roma kala itu adalah pusat seluruh Kekaisaran Romawi. Di sana, Petrus mempertobatkan banyak orang. Menurut catatan Hieronimus, Petrus tiba di Roma pada tahun kedua kaisar Claudius (~42 M) untuk menyingkirkan Simon Magus, serta menduduki jabatan kepausan di sana selama 25 tahun sampai meninggal pada tahun ke-14 kaisar Nero (~67 M).
Kematian
Menurut tradisi (yang dicatat oleh Hieronimus), Petrus wafat dengan cara disalibkan terbalik (kepala di bawah, kaki di atas) di Roma saat pemerintahan Nero setelah menolak disalibkan dengan kepala di atas karena ia merasa tidak layak untuk mati dalam posisi yang sama seperti Yesus. Petrus dimakamkan di tempat yang kini persis di bawah altar utama Basilika Santo Petrus di Vatikan. Tradisi ini tercatat dalam “Acts of Peter” (naskah apokrif bahasa Yunani dari abad ke-2) dan sebagai kisah tersendiri “Kematian Syahid Petrus” (“Martyrdom of Peter”) termuat dalam tiga naskah bahasa Yunani, satu naksah bahasa Koptik (berbentuk fragmen), serta dalam versi bahasa-bahasa Suryani, Etiopia, Arab, Armenia, dan Slavia. Karenanya, diusulkan bahwa catatan ini mempunyai sumber yang kuno.
-sumber: Wikipedia.