Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik:
Jumat, 04 September 2020
Komsos KWI
Bacaan Pertama: 1Kor 4:1-5
Tuhan akan memperlihatkan apa yang direncanakan dalam hati.
Saudara-saudara,
hendaknya orang memandang kami sebagai hamba Kristus
dan pengurus rahasia Allah. Yang dituntut dari pengurus yang
demikian ialah bahwa mereka nyata-nyata dapat dipercayai. Bagiku
sedikit sekali artinya entah aku dihakimi oleh kalian, entah oleh
suatu pengadilan manusia.
Malahan aku sendiri tidak menghakimi diriku. Memang aku tidak
sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Yang
menghakimi aku ialah Tuhan. Karena itu janganlah menghakimi
sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Dialah yang akan
menerangi juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan. Dialah pula
yang akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati.
Pada saat itulah tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan: Mzm 37:3-6.27-28.39-40 R:39a
Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.
Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di
negeri dan berlakulah setia;
bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi
keinginan hatimu!
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, maka Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan
kebenaranmu seperti terang, dan menampilkan hakmu seperti
siang.
Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau
akan memiliki tempat tinggal yang abadi; sebab Tuhan
mencintai kebenaran, dan tidak meninggalkan orang-orang
yang dikasihi-Nya. Orang-orang yang berbuat jahat akan
binasa, dan anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.
Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah
tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan
menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang
fasik,Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung
pada-Nya.
Bait Pengantar Injil: Yoh 8:12
Aku ini cahaya dunia, sabda Tuhan. Yang mengikuti Aku, hidup
dalam cahaya.
Bacaan Injil: Luk 5:33-39
Apabila mempelai diambil, barulah sahabat-sahabat mempelai akan
berpuasa.
Sekali peristiwa orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat berkata
kepada Yesus, “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan
sembahyang. Demikian pula murid-murid orang Farisi. Tetapi
murid-murid-Mu makan dan minum.”
Yesus menjawab, “Dapatkah sahabat mempelai disuruh berpuasa,
selagi mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya
mempelai diambil dari mereka; pada waktu itulah mereka akan
berpuasa.”
Yesus mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka, “Tiada
seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk
menambalkannya pada baju yang tua. Sebab jika demikian, yang
baru itu pun akan koyak. Apalagi kain penambal yang dikoyakkan
dari baju baru tidak akan cocok pada baju yang tua.
Demikian juga tiada seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam
kantong kulit yang tua. Sebab jika demikian,
anggur baru itu akan mengoyakkan kantong tua itu, lalu anggur
akan terbuang dan kantong itu pun hancur.
Tetapi anggur baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.
Dan tiada seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum
anggur yang baru, sebab ia akan berkata, ‘Anggur yang tua itu
baik’.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan
Paulus menyebut diri sebagai hamba Kristus dan pengurus misteri
Allah. Tanpa kita sadari, sering kali kita bertindak ”offside” dalam
istilah sepak bola, atau berlaku melebihi batas, kapasitas dan
proporsi. Kita diingatkan bahwa kita hanyalah hamba dan pengurus
bukan pemilik. Kita juga bukan menjadi pemegang monopoli misteri
Allah. Acap kali, kita bertindak seperti Allah dan dengan mudah
menghakimi atau menilai orang lain hanya melihat sisi luaran dan
penampilan. Hanya Tuhan yang mengetahui apa yang tersembunyi
di relung terdalam hati manusia. Karena itu Paulus menegaskan
kembali hal itu:”Janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu
sebelum Tuhan datang.”
Perumpamaan Yesus tentang kantong anggur dan kain tambalan
menjawab persoalan yang diajukan oleh orang Farisi tentang
berpuasa dan sembahyang. Orang Farisi tidak tahan untuk tidak
berkomentar, nyinyir atau bahkan menyalahkan (menghakimi) para
murid hanya karena tidak tampak secara formal, lahiriah dan kasat
mata mereka melakukan puasa, sembahyang atau kegiatan ritual
keagamaan lainnya. Nasihat Yesus tentang hal ini dengan jelas
disampaikan dalam Injil Matius 6 tentang berdoa, berpuasa dan
amal kasih yang selalu dibacakan pada hari Rabu Abu mengawali
masa Prapaskah.
Ada dua prinsip yang ditegaskan yaitu, pertama aspek kedalaman,
yaitu sikap batin paling dalam yaitu menyangkut relasi paling intim
dengan Tuhan. Bukan sekadar menjalankan kewajiban apalagi untuk
pamer kesalehan atau pencitraan diri. Kedua, puasa atau kewajiban
keagamaan lain tidak dibatasi pada waktu tertentu, cara tertentu.
Pantang zaman now mungkin tidak lagi semata-mata soal makan
dan minum. Puasa jempol /pantang jari jemari untuk tidak
menyebarkan hoaks adalah relevan dan mendesak kita buat
sekarang ini.
Tuhan Yesus, berikanlah kami kebijaksanaan untuk memahami
ajaran-Mu. Amin..
Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR.